17 January 2009

insomnia


Mari luruhkan malam ini
Menyapa pintu pintu kecil alam mimpi
Merebahkan keresahan yang enggan pergi

Tapi mengapa mata ini beranjak sendiri
Menerawang kegelisahan seharian tadi
Tak menghiraukan hati dan fikir yang ingin menepi
Terlepas sejenak dari pusaran keruh hari ini

Detik berlalu,
Tapi peri tidur tak juga membawaku

--Aaarrghh, kenapa tidak kuhitung bintang saja--

Berharap mata kian akrab dengan lelah
Takkan ada gelisah
Lagipula, mencoba tidak pernah salah
......
.........
...........
.. .. .. ....
Berapa bintang yang sudah terhitung ?
Seratus tiga belas...?
Bukan....! seratus tujuh belas...??
Bukan juga...! salah semua....
--kenapa tidak diulang dari awal ?--
Maaf aku bukan orang gila yang mengorek sampah untuk ke sekian kalinya


--kenapa tak coba mengkhayal tentang domba, lalu menghitungnya ?--
Iya, boleh dicoba
Tapi sebentar, di metropolitan ini tak lagi ada domba
Atau aku harus pergi ke desa dulu untuk melihatnya ?
Ahh... tapi aku pasti akan bersapa denga petani pemilik domba
Kuurungkan saja, aku takkan kuat melihat hidup mereka
Bukankah di negeri ini, petani benar-benar sebagai rakyat jelata ?
Padahal mereka memanjakan perut kita semua
--Ahh... pikiranku ngelantur kemana-mana--
--Sudah, lupakan saja tentang domba--


Sekarang apa ya??

--Mengapa tidak dengarkan musik saja?--
Iya, kenapa tidak berpikir tentang musik dari tadi
Bukannya dari dulu aku berslogan Music : escape of my life
..
Tapi musik sekarang terlalu kacangan
Kata banyak orang, hanya asal bunyi saja
Lagipula pembajakan begitu luar biasa
Negeri ini memang ada-ada saja
Untuk sesuap nasi saja harus saling jegal
So, stop piracy saja
Hargai hak-hak mereka
--Ahh..kenapa jadi iklan layanan masyarakat ?--

Bingung..! Bingung..!!
Katakan aku mesti berbuat apa...?

--bicarakan tentang esok hari saja--
Hmm...boleh juga
Besok aku bangun jam setengah lima
Mencuci baju... menyeterika.... trus...
--eits tunggu... kemana istri atau pembantumu ?--
Huss, aku belum beristri
Jadi semua kulakukan sendiri
Pembantu ...?? apalagi.
Dompet saya tak terlalu tebal
Lagipula saya tak mau sedikit sedikit musti pembantu
Bersih-bersih, pembantu
Ke pasar, pembantu
Tutup pintu aja musti pembantu
Makan tak bisa tanpa pembantu
Jaga anak harus pembantu
Apa kita mau disebut 'bayi gaya baru'
Begitu mubadzirkah Tuhan mencipta kita sebagai manusia sempurna ?
Yeahhh, kenapa jadi kultum ba'da shubuh..??

Ahhh... lihat sudah jam tiga pagi
Ayo tarik selimut sampai ke pipi
Jangan pikirkan apa-apa lagi
Rasakan saja nafas peri tidur menghela mimpi

....zzzz ...zzz...zz..zzzzz...

(Tiba-tiba lirih adzan Shubuh bergema)

Aku bangun tiba-tiba
Tergesa memandang cermin diujung sana
Sempat tertidurkah aku ?
Tanyaku pada sosok bayangan disana
Tapi ia hanya menjawab dengan hitamnya kantung mata
Lalu ia balik berkata "kamu telah tahu jawabnya"

Ahh.. malam ini begitu panjang dan menyebalkan.

2 comments:

maya putri said...

hwoa..
jangan2 insomnia gara2 bikin puisi ini lg?
wah, keren kak, syairñ,
tp *ahaha* melebar..
owh, ak tw kak..
mgkn k ion insomnia krn mikirin bnyk hal yg bikin ntuh puisi jd melebar..
hehe..

ion_why said...

pd awalnya emang gak bs tidurrr...

trussss nulis2 gitu...

trussss pikiran ngelanturrrr....

trussss jadi deh.

tp asli, amburadul....!!! hahahaha